BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi
yang mengglobal telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan baik dibidang
ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia
pendidikan hendaknya mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan
pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum,
sarana-prasarana, namum inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi
informasi dalam kegiatan pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran
yang konvensional menjadi nonkonvensional. Sehingga melalui teknologi, pendidik
dapat menggunakan berbagai cara pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran
adalah suatu proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas dari peserta didik (pelajar) dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang
bersifat relatif konstan. Dalam rangka menciptaan model-model pembelajaran yang
inovatif, maka pembelajaran berbasis TIK sangatlah berperan untuk peningkatan
mutu peserta didik.[1]
Perubahan lingkungan luar dunia
pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik
mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut
mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus
berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang
sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI).
Teknologi Informasi dan Komunikasi
merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan
teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar.
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor
kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang
mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi,
kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan
kemampuan sumber daya manusia TIK, mulai dari keterampilan dan pengetahuan, perencanaan,
pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para
pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan, perusahaan, UKM (usaha kecil
menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan dihasilkan output yang sangat
bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu sendiri maupun bagi semua
sektor kehidupan.[2]
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi?
2. Apa
itu pembelajaran?
3. Bagaimana
peran TIK dalam pembelajaran?
4. Apa
fungsi TIK dalam pembelajaran?
5. Adakah
dampak negatif dari TIK dalam pembelajaran?
C.
Tujuan
Pembahasan
1. Dapat
mengetahui tentang pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Dapat
mengetahui dan memahami maksud dari pembelajaran
3. Dapat
mengetahui peran TIK dalam pembelajaran
4. Dapat
mengetahui fungsi TIK dalam pembelajaran
5. Dapat
mengetahui dampak negatif dari TIK dalam pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi komunikasi dianggap
mencakup pengertian yang luas, termasuk sistem, saluran, perangkat keras dan
perangkat lunak dari komunikasi modern. Sedangkan teknologi informasi merupakan
bagian dari pengertian teknologi komunikasi. Darmawan menjelaskan bahwa Teknologi
informasi adalah ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi
tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat. Informasi dapat dikatakan
sebagai data yang telah diolah. Data atau informasi tersebut dapat berupa
tulisan, suara, gambar, video dan sebagainya.
Komunikasi menurut Darmawan adalah proses
sistematik bertukar informasi di antara pihak-pihak, biasanya lewat sistem
simbol biasa. Secara ilmiah komunikasi
dapat berarti proses penyampaian pesan atau informasi dari pengirim
kepada penerima dengan simbol tertentu. Berdasarkan dua pengertian di atas data
disimpulkan bahwa TIK adalah proses penyampaian informasi melalui pengolahan
data yang melibatkan pengirim dan penerima informasi dengan menggunakan simbol
tertentu.
Berdasarkan kutipan Munir,
dijelaskan bahwa TIK adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa
dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan
informasi serta penggunaannya, hubungan
computer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi
dan kebudayaan. Pemanfaatan tenologi dan komunikasi dalam bidang pendidikan
menurut Munir, seperti pemanfaatan komputer dan jaringan computer memberikan
kesempatan kepada setiap pembelajar untuk mengakses materi pembelajaran yang
disajikan dalam bentuk interaktif
melalui jaringan Komputer. Dari penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa
TIK merupakan media yang berupa teknologi seperti komputer beserta jaringannya
yang dapat digunakan untuk proses pengolahan dan pemprosesan data yang berguna
untuk pemanfaatan berbagai bidang sosial, ekonomi, budaya dan tentunya
pendidikan.[3]
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan
teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi
Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan
informasi antar media.
Istilah
TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat
keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad
ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang
teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai
perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya. TIK menjadi simbol kemajuan bagi
sebuah bangsa, maka tak heran kalau TIK menjadi mata pelajaran yang harus
dikuasai oleh pelajar saat ini. TIK menjadi sesuatu yang mutlak untuk dikuasai
untuk mengejar ketertinggalan teknologi bangsa Indonesia. Bahkan di berbagai
lembaga pendidikan saat ini pasti akan memprioritaskan dan menambah pelajaran
TIK dalam jadwal pelajarannya serta memperbanyak media-media yang membantu
pengembangan pembelajaran. Perkembangannya yang sangat cepat dan pesat menuntut
semua komponen lembaga pendidikan harus mampu mengejarnya, tak terkecuali
tenaga pendidik.
Kehadiran
TIK akan memperkuat model pembelajaran yang berpusat pada pelajar di samping
yang sudah berkembang secara konvensional. Ini sebagaimana diramalkan oleh
Wrigley bahwa pada saatnya ketika datang era informasi, peran tenaga pendidik
akan berkurang seiring makin pesatnya penggunaan komputer berbasis jaringan
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kehadiran TIK bagi sebagian kalangan akan
memberi jawaban terhadap persoalan pendidikan, misalnya menambah kekayaan media
pembelajaran dari yang sudah ada. sementara menurut penelitian dari PBB,
Indonesia menempati urutan ke 106 dari 180 negara yang disurvay dalam hal
penggunaan IT. Namun penelitian di Amerika sendiri menyatakan bahwa di negara
pusat teknologi ini juga tidak merata dalam penggunaan IT dalam pendidikan.
Dalam menghadirkan
fungsi teknologi asas praktis, efektif dan efisien menjadi acuan utama. Artinya
kalau kehadirannya justru menyulitkan dan menambah beban materi dan waktu maka
kehadiran TIK justru tidak ada gunanya. Namun rasanya hal ini tidak akan
terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat komunikasi nirkabel sudah
merambah sampai ke pelosok pedesaan. Kehadiran teknologi ini harus digunakan
sebaik-baiknya dengan pengelolaan yang tepat. TIK yang sudah menyatu
kehadirannya dengan masyarakat menjadi sesuatu yang harus dimuati nilai baik.
Maka tugas tenaga pendidik untuk menangkap kehadiran TIK ini menjadi sesuatu yang
positif dan berdaya guna bahkan menjadi bernilai ekonomis (ergonomis).
Sedangkan UNESCO
mengklasifikasikan penggunaan ICT untuk pembelajaran dalam empat tahap yaitu:
emerging, applying, integrating, transforming. Tahap emerging yaitu, tahap
ketika baru menyadari akan pentingnya kehadiran ICT dalam pembelajaran dan
belum menerapkannya. Ini yang nampaknya banyak terjadi di Indonesia (mungkin
juga di kelas ini). Kemudian yang kedua adalah tahap applying, yaitu tahap yang
lebih maju di mana ICT telah dijadikan sebagai objek kajian dan pelajaran di
berbagai lembaga pendidikan. Tahap ini juga sudah dilalui oleh lembaga
pendidikan saat ini sebagaimana dipaparkan dalam pendahuluan. Yang ketiga yaitu
tahap integrating, di mana ICT sudah diintegrasikan dalam pembelajaran atau
dalam kurikulum. Tahap ini nampaknya baru banyak berjalan untuk pertenaga
pendidikan tinggi saja. Sedangkan tahap transforming yaitu tahap paling ideal
di mana ICT telah benar-benar menjadi perangkat yang digunakan dalam
pembelajaran sehingga menjadi basis perubahan lembaga pendidikan. Ini meliputi
pengaplikasian ICT, baik dalam pembelajaran maupun dalam administrasinya. UNESCO
juga merumuskan tentang tujuan dari pengintegrasian ICT dalam kelas untuk;
pertama, membangun “Knowledge-Based Society Habits”, seperti kemampuan dalam
problem solving, mengkomunikasikan dan mengolah informasi itu sendiri menjadi
pengetahuan baru. Kedua, untuk mengembangkan keterampilan menggunakan ICT dan
ketiga, untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.[4]
B.
Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran ialah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Pembelajaran juga bisa diartikan sebagi
upaya untuk menciptakan kondisi yang memyngkinkan siswa dapat belajar. Menurut
Degeng pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa sehubungan dengan
pelajaran Matematika. Nikson mengemukakan bahwa pembelajaran matematika adalah
suatu upaya dalam membantu siswa untuk mengkontruksi (membangun) konsep-konsep
atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi
sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali. Dengan demikian
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses membangun pemahaman
siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada upaya guru untuk mendorong
atau memfasilitasi siswa dalam belajar.[5]
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan
yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai positif dengan mendapatkan berbagai sumber untuk belajar.
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru
sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah
terjadinya proses belajar. Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar jika memenuhi
beberapa ciri berikut :
1. Belajar
sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar,
timbul dalam dirinya motivasi untuk memiliki pengetahuan yang di harapkan
sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara
permanen benar-benar disadari sepenuhnya.
2. Hasil
belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan tidak
diperoleh secara instan namun bertahap.
3. Belajar
membutuhkn interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Kaitanya
bahwa belajar membutuhkan interaksi hal ini menunjukan bahwa proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses
penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok
orang penerima pesan.
C.
Peran
TIK dalam Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran. Menurut Rosenberg, dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke
di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4)
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu
nyata. Komunikasi sebagai media
pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon,
komputer, internet, e-mail, dan
sebagainya.[6]
Interaksi
antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan
layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat
memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-
learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu:
learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu:
1. E-learning merupakan
jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribsi dan
membagi materi ajar atau informasi.
2. Pengiriman
sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar.
menggunakan teknologi internet yang standar.
3. Memfokuskan
pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma
pembelajaran tradisional.[7]
Pemanfaatan teknologi sebagai media pendidikan/pengajaran bukanlah hal yang
baru. Pada era kejayaan radio kita bisa belajar bahasa Inggris dengan
mendengarkan BBC London. Ketika televisi marak kita pernah menjumpai adanya
saluran pendidikan di Televisi Pendidikan Indonesia.Bahkan inovasi untuk konten
penyampaian pengajaran melalui televisi terus ditingkatkan. Contoh kartun Dora
merupakan inovasi cara penyampaian pengajaran kepada anak-anak yang terbukti
efektif. Saat ini dengan perkembangan teknologi informasi maka para praktisi
pendidikan juga memanfaatkan teknologi tersebut untuk media pengajaran.
Menurut
pengamatan penulis peranan IT didalam pembelajaran adalah :
1.
Informasi Teknologi
berperan sebagai alat produksi dan penyaji materi pembelajaran.
Saat ini perkembangan software dan hardware telah mencapai titik kemajuan
teknologi yang pesat, penggunaan yang user friendly, serta harga yang
relatif terjangkau. Hal tersebut berdampak pada pembuatan materi ajar menjadi
lebih mudah, murah dan variatif. Contoh paling sederhana adalah penggunaan
Microsoft Power Point atau Impress sebagai pembuatan materi ajar. Software ini
mampu menggabungkan suara, teks, gambar dan bahkan film dengan mudah.
2.
IT berperan
untuk distribusi materi pembelajaran.
Peran IT
sebagai distribusi pembelajaran saat ini telah mencapai tahapan yang mudah
digunakan dan murah, semisal internet, televisi , mobile phone dsb.
3. IT berperan sebagai pengevaluasi pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran saat ini dapat dilakukan dengan menggunakan IT
terutama internet. Kita ambil contoh penerimaan beberapa perusahaan BUMN
menggunakan test online untuk test potensi akademik. Sehingga tidak diperlukan
test tulis yang mengumpulkan banyak orang dalam satu tempat.Keuntungan bagi
perusahaan yang mengadakan penerimaan adalah hemat biaya dan tenaga. Contoh
lain adalah penggunaan aplikasi-aplikasi pembuat soal yang memudahkan proses
evaluasi belajar.
4. IT berperan sebagai media kolaborasi pembelajaran.
Diskusi, berbagi pengetahuan serta memecahkan permasalah dalam pembelajaran
saat ini dapat dilakukan tidak dengan bertatap muka.Aplikasi-aplikasi chatting
dapat dimanfaatkan untuk berdiskusi antara siswa/mahasiswa dengan guru/dosen
atau antar sesama mereka. Salah satu kolaborasi online adalah web wikipedia . Wikipedia adalah
suatu ensiklopedia
online yang bebas disunting oleh siapa saja. Pendiri Wikipedia Jimmy Wales
pernah menggambarkan Wikipedia sebagai sebuah usaha untuk menciptakan dan
menyebarkan sebuah ensiklopedia bebas dalam berbagai bahasa berkualitas tinggi
kepada setiap orang di planet ini dalam bahasanya sendiri. Wikipedia hadir
untuk membawa pengetahuan bagi orang yang memerlukannya. Sekarang wikipedia
dapat dijadikan salah satu rujukan ilmiah untuk pembuatan artikel-artikel dan
dokumen ilmiah.
5. IT berperan pencari sumber materi pembelajaran.
Internet adalah sebuah gudang data yang sangat banyak menyimpan materi
teks, suara, gambar ataupun multimedia. Bisa kita bayangkan jika tidak ada
mesin pencari semisal Google, Yahoo, Bing dll. Maka kita akan sulit mendapatkan
materi yang kita inginkan di Internet. Bahkan bisa memakan waktu yang lama jika
mesin pencari tidak secanggih sekarang. Sehingga kemajuan mesin pencari
menjadikan pencarian materi-materi pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat.[8]
D.
Fungsi
TIK dalam Pembelajaran
Fungsi Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
yaitu:
1. Teknologi
berfungsi sebagai alat, dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi
pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah
kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program
administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan
sebagainya.
2. Teknologi
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai
bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi
komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti
informatika, manajemen informasi, dan ilmu komputer. Dalam pembelajaran di
sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu
pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya.
3. Teknologi
berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran. Dalam hal ini
teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu
untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer
telah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan
menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. Dalam hal
ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator,
motivator, transmiter, dan evaluator.[9]
TIK
juga berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasaan Teknologi mutakhir,
khususnya dalam dunia pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis TIK
setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai pendorong komunitas
pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan praktif dalam
memaksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan luas kepada
peserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada yang dapat diperoleh
dari sumber-sumber yang tidak terbatas.
E.
Dampak
negatif dari TIK dalam Pembelajaran
Selain membawa manfaat yang besar,
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang
besar pula pada perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang
paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia antara lain: Komputer Handphone Mp4
player Game console dan Media tontonan seperti televise dan film Namun kali ini
kita akan bahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk teknologi komputer.
Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat tersebut tentu saja
lebih banyak tegantung dari pemanfaatannya. Apalagi generasi anak bangsa
dibiarkan menggunakan komputer sembarangan, pengaruhnya bisa menjadi negatif.
Sebaliknya computer akan memberikan pengaruh positif apabila digunakan dengan
bijaksana yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak. Pengaruh
buruk dari games computer Salah satu contoh pengaruh buruknya adalah dari
kemungkinan anak. Kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orang tua, anak
mengkonsumsi games yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan
agresivitas. Banyak pakar mensinyalir bahwa games yang beraroma kekerasan dan
agresivitas adalah pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada
diri anak. Pengaruh buruk lewat internet Mampu mengakses internet sesungguhnya
merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya anak
juga terancam dengan banyakntya informasi yang buruk yang membanjiri internet.
Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan dan lain-lain
dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang Pengaruh buruk terlalu sering
bermain komputer Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi
malas menulis, menggambar, aaupun melakukan aktivitas`social. Kecanduan bermain
komputer dapat terjadi terutama karena`sejak awal orang tua tidak membuat
aturan bermain. Seharusnya orang tua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal
waktu main komputer. komputer.misalnya anak boleh main komputer setelah pulang
sekolah, setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya selama 1 jam. Waktu yang
lebih longgar diberikan pada waktu libur. Pengaturan waktu ini perlu dilakukan
agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan
yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh
orang tua, setidaknya sampai anak berusia`12 tahun. Pada usia ang lebih besar,
diharapkan anak lebih mampu mengatur waktu dengan baik. Menimbang untung
ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya sangat tergantung pada
kesiapan orang tua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.
Selain itu pihak sekolah juga harus ikut andil dalam memberikan pengarahan
terbaik agar para pelajar dapat mempergunakan teknologi informasi dan
komunikasi kea rah yang positif.
Pemerintah sebagai pengendali semua
sistem penyedia infomasi harus lebih aktif dalam mengontrol penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk generasi anak bangsa. Jadi dapat
disimpulkan bahwa dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi antara lain: sadar atau tidak sadar teknologi informasi dan
komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap generasi penerus bangsa,
hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang
positif atau negatif.[10]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seiring dengan kemajuan teknologi
yang mengglobal telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan baik dibidang
ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Peranan
teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar,
terutama dalam proses pembelajaran.
Perkembangannya yang sangat cepat
dan pesat menuntut semua komponen lembaga pendidikan harus mampu mengejarnya,
tak terkecuali tenaga pendidik. Kehadiran TIK akan memperkuat model
pembelajaran yang berpusat pada pelajar di samping yang sudah berkembang secara
konvensional.
Menurut
Rosenberg, dengan
berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran
yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan
kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke
fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Selain
menghasilkan dampak yang positif TIK juga memiliki dampak negatif yang besar
pengaruhnya untuk anak bangsa, sadar atau tidak sadar teknologi informasi dan
komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap generasi penerus bangsa,
hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang
positif atau negatif.
No comments:
Post a Comment